Beranda | Artikel
Pendidikan Seksual Untuk Anak
Minggu, 16 Desember 2018

Bersama Pemateri :
Ustadz Abdullah Zaen

Pendidikan Seksual Untuk Anak adalah bagian dari ceramah agama dan kajian Islam ilmiah dengan pembahasan tentang cara mendidik anak secara Islami (fiqih pendidikan anak). Pembahasan ini disampaikan oleh Ustadz Abdullah Zaen, M.A. pada 28 Dzul Qa’idah 1438 H / 21 Agustus 2017 M.

Download mp3 kajian sebelumnya: Mengajarkan Seni dan Keindahan Kepada Anak

Kajian Tentang Pendidikan Seksual Untuk Anak

Sering ketika kita mendengar kata “seks”, ada sebagian atau banyak diantara kita yang merasa tabu untuk memperbincangkan masalah ini. Padahal dorongan seksual yang ada didalam diri manusia itu yang menciptakannya adalah Allah azza wa jalla.

Dorongan seksual itu adalah seputar ketertarikan laki-laki kepada wanita atau sebaliknya ketertarikan wanita kepada laki-laki. Itu adalah sesuatu yang wajar bahkan kalau laki-laki tertarik sama laki-laki atau wanita tertarik dengan wanita itu justru berbahaya. Itu adalah kondisi yang tidak normal. Laki-laki tertarik dengan wanita itu normal. Wanita tertarik dengan laki-laki itu normal.

Kenapa Allah subhanahu wa ta’ala menciptakan adanya ketertarikan kepada lawan jenis?

Kita tahu persis bahwa setiap apa yang ditakdirkan Allah itu pasti ada hikmahnya. Masalah kita tahu atau tidak, itu kembali kepada keterbatasan kita. Tapi pasti ada hikmahnya. Diantara hikmah adanya ketertarikan kepada lawan jenis atau apa yang disebutkan dengan potensi seksual didalam diri manusia, di antara hikmahnya adalah untuk menjaga keberlangsungan kehidupan manusia. Kalau tidak ada ketertarikan kepada lawan jenis, maka tidak ada pernikahan dan kalau tidak ada pernikahan, tidak ada keturunan, kalau tidak ada keturunan, berarti manusia akan punah. Kalau manusia habis, yang mengurusi bumi siapa?

Maka dari situlah kita mengetahui betapa tingginya hikmah Allah azza wa jalla ketika menciptakan didalam diri manusia adanya kecenderungan ini. Dan Allah subhanahu wa ta’ala sengaja membuat batasan usia dia bisa melakukan kegiatan seksual ini. Ada umur tertentu dia bisa melakukan hal ini.

Didalam agama kita, yang namanya pernikahan itu tidak sembarang umur. Tapi ada umur tertentu yang kira-kira pada usia tersebut dia bisa melakukan aktivitas seksual ini dengan baik dan bukan sekedar melakukannya tapi siap untuk menanggung resikonya.

Maka ketika anak kita bertanya tentang sesuatu seputar seksual, kita sebagai orang tua jangan menanggapi secara negatif. Akan tetapi sikap yang benar kepada anak kita adalah kita ajak anak tersebut untuk berbicara dari hati ke hati. Kita jelaskan kepada anak kita bahwa adanya dorongan didalam dirimu untuk suka kepada lawan jenis, kita katakan kepada anak kita, “Nak, itu adalah sesuatu yang manusiawi dan yang menciptakan perasaan itu didalam diri kita adalah Allah. Akan tetapi nak, kecenderungan kepada lawan jenis itu tidak dilakukan secara asal-asalan atau tidak boleh diumbar tanpa aturan. Didalam agama kita, kecenderungan seksual tadi diatur dengan aturan yang terbaik yang tidak ada didalam aturan agama manapun.”

Itulah yang seharusnya kita jelaskan kepada anak kita. Sambil anak kita, kita jaga. Jangan sampai kecenderungan seksual dipengaruhi oleh faktor-faktor luar yang membuat anak melakukan perilaku menyimpang.

Contoh faktor luar adalah film porno yang sangat mudah diakses dizaman kita sekarang ini. Ini contoh faktor luar yang bisa membahayakan kecenderungan anak kita. Adanya ketertarikan kepada lawan jenis adalah hal yang manusiawi. Tapi ketika didorong oleh faktor luar yang berbahaya, ia mulai bisa mengakses internet lewat hpnya tanpa ada pengawasan dari orang tuanya. Ada sebagian orang tua bersikap hanya meniru-niru. Temannya beli hp, ikut beli hp yang bagus tanpa tidak tahu apa manfaatnya, apa bahayanya, efek negatifnya, efek positifnya, kemudian anak begitu saja dikasih hp tersebut. Bahkan orang tuanya pun tidak bisa membuka hp anaknya karena sama anaknya dipassword.

Orang tuanya memberi hp yang penuh dengan teknologi tapi ternyata orang tuanya gaptek atau gagap teknologi. Maka dalam kondisi seperti itu, kalau mau cari aman gak usah dikasih. Dan itu lebih lebih selamat. InsyaAllah.

Mengajarkan Pendidikan Seksual Kepada Anak

Saya akan sampaikan beberapa poin secara global, insyaAllah nanti pada saatnya kita akan rinci. Terutama adalah poin yang pertama yaitu:

1.  Adab Meminta Izin

Seputar arahan global untuk membantu orang tua agar bisa melakukan edukasi yang benar tentang pendidikan seksual adalah mengajarkan kepada anak adab meminta izin.

Salah satu etika yang diajarkan didalam Islam untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan dan nanti kita akan terkagum-kagum ketika kita mengetahui betapa detail dan hati-hatinya ajaran Islam adalah adab minta izin.

Apa yang dimaksud dengan adab minta izin?

Ketika masuk kamar orang tuanya atau masuk ke kamar kakaknya, kakaknya perempuan dia laki-laki, apalagi mau rumah orang lain, maka harus dimulai dengan salam lalu baru minta izin masuk.

Jadi ada dua, ada salam dan meminta izin. Itu adalah dua hal yang berbeda. Karena belum tentu orang yang salam itu boleh masuk. Ini harus difahami. Salam adalah sebuah etika dan minta izin adalah etika yang berbeda.

Caranya adalah dengan salam terlebih dahulu, “Assalamualaikum,” Kalau seandainya dijawab, “wa ‘alaikumsalam” misalnya. Atau ternyata yang kedua baru dijawab atau yang ketiga ternyata tidak dijawab. Etikanya didalam agama kita kalau tiga kali salam tidak dijawab maka dipersilahkan untuk pulang.

Simak penjelasannya pada menit ke-15:00

Simak Penjelasan Lengkap dan Download mp3 Kajian Tentang Pendidikan Seksual Untuk Anak


Artikel asli: https://www.radiorodja.com/45478-pendidikan-seksual-untuk-anak/